top of page

Inilah 2 Desa Adat di Tanah Sumba yang Wajib Kalian Kunjungi!

Sumba bukan hanya sekadar pulau yang mempesona di ujung timur Indonesia, melainkan sebuah permata di tengah lautan. Terpisah dari hiruk-pikuk kota besar, Desa Adat Ratenggaro adalah salah satu permatanya, berdiri megah di tepi pantai dengan rumah adat beratap tinggi menjulang dan batu kubur megalitikum yang menjadi saksi peradaban ribuan tahun.


Desa Adat Ratenggaro


Desa Adat Ratenggaro merupakan salah satu kampung adat tertua di Pulau Sumba, tepatnya di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya. Nama Ratenggaro berasal dari dua kata, yaitu Rate (kubur) dan Garo (nama suku pendiri desa) yang berarti kuburan orang Garo.

Desa Adat Ratenggaro Sumba
Desa Adat Ratenggaro Sumba

Apa yang membuat Ratenggaro istimewa?

  1. Rumah adat menara tinggi, rumah adat Sumba di Ratenggaro terkenal dengan atap menara setinggi 15–20 meter, disebut Uma Kalada. Bentuk atap ini bukan hanya estetika, tetapi juga simbol status sosial dan kepercayaan spiritual masyarakat Sumba.

  2. Batu kubur megalitikum, di halaman desa, Anda akan menemukan lebih dari 300 batu kubur megalitikum kuno. Beberapa di antaranya dipercaya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Warga Ratenggaro masih menjaga tradisi penguburan di atas batu kubur.

  3. Pantai Ratenggaro, kampung adat ini berdiri hanya beberapa langkah dari pantai. Jadi, setelah menjelajah kampung, Anda bisa berjalan ke bibir pantai dan menikmati pemandangan laut biru dengan perahu nelayan tradisional.

  4. Upacara adat dan tarian tradisional, jika beruntung, Anda bisa menyaksikan ritual adat, tarian perang (Tari Kataga), atau proses pembuatan tenun ikat khas Sumba langsung dari para penenun desa.


Kampung Adat Praijing


Selain Desa Adat Ratenggaro, Kampung Adat Praijing juga tidak kalah menarik. Kampung Adat Praijing adalah salah satu kampung adat paling terkenal di Sumba Barat. Terletak di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kampung Praijing berdiri di atas bukit kecil yang dikelilingi lembah hijau dan pepohonan tropis, menjadikannya tampak seperti pulau kecil budaya di tengah alam liar.

Desa Adat Praijing Sumba
Desa Adat Praijing Sumba

Apakah sama istimewanya jika dibandingkan dengan Desa Adat Ratenggaro? Mari kita bandingkan,

  1. Rumah adat Sumba yang rapi berundak, Kampung Praijing terkenal dengan susunan rumah adat tradisional yang berjejer rapi membentuk pola lingkaran atau barisan berundak menyesuaikan kontur bukit. Rumah-rumah ini disebut Uma Bokulu (rumah besar) dan Uma Kamadu (rumah kecil) — atapnya tinggi menjulang seperti menara, simbol status sosial dan spiritualitas masyarakat Sumba.

  2. Pusat aktivitas budaya dan tenun ikat, warga Kampung Praijing masih mempertahankan tradisi menenun. Di sela-sela rumah adat, Anda bisa melihat para ibu duduk menenun kain ikat dengan motif Sumba yang khas. Di sini, wisatawan bisa belajar langsung cara menenun atau membeli kain tenun asli sebagai oleh-oleh.

  3. Kubur batu megalitikum, di tengah kampung, berdiri batu kubur megalitikum sebagai tanda penghormatan pada leluhur. Ritual adat masih kerap dilakukan di sini, terutama pada momen-momen penting seperti upacara pemakaman, Pasola, atau perayaan adat lain.

  4. Panorama indah ke segala penjuru, karena letaknya di perbukitan, Praijing menawarkan pemandangan hamparan hijau sabana, lembah, dan hutan. Dari atas kampung, Anda bisa melihat keindahan alam Sumba dari sudut yang menenangkan.


Untuk benar-benar menikmati keajaiban Desa Adat Ratenggaro dan Kampung Adat Praijing, pastikan Anda datang dengan persiapan yang matang. Berikut adalah perlengkapan yang wajib Anda bawa saat ingin menjelajah kedua desa adat ini:


  1. Tas (Bodypack / Daypack / Backpack) Bawa tas yang praktis sesuai kebutuhan. Daypack ringan cocok untuk perjalanan ini dan pastikan cukup untuk memuat kamera, botol minum, dan barang esensial lainnya.

  2. Kamera dan Perlengkapannya Ratenggaro dan Praijing kaya akan kebudayaannya, rumah adat yang khas, makanan tradisional, dan masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan wajib diabadikan dengan kamera andalan Anda. Bawalah lensa cadangan, kartu memori ekstra, dan pelindung kamera dari debu/pasir.

  3. Power Bank. Medan Sumba cukup terpencil. Colokan listrik sulit untuk ditemukan. Power bank akan menjadi penyelamat untuk semua perlengkapan elektronik yang Anda bawa.

  4. Makanan Ringan. Warung di sekitar kampung adat masih terbatas. Bawa camilan seperti biskuit, roti, atau kacang untuk menjaga energi tetap stabil selama menjelajah kedua desa adat ini.

  5. Kacamata hitam dan Krim Tabir Surya Matahari di Sumba sangat terik, terutama di area pantai terbuka. Lindungi kulit dan mata dari sengatan sinar UV.


Sumba bukan hanya tentang menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan budaya, alam, dan kehangatan masyarakat lokal dalam satu perjalanan. Bersama Maukemanasi, jadikan perjalanan Anda ke Sumba berkesan.


Ā 
Ā 
Ā 

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian*

More Info :

Address :

Jl. Dewi Sartika No. 312 Cawang Kec. Kramat Jati, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630

Contacts :

​

​

+62 878-819-727-93

​​

Email : maukemanasi@gmail.com

  • Instagram
  • TikTok
  • YouTube
  • LinkedIn
bottom of page